Thursday, August 2, 2012

"tanpamu" (terjemahan lirik bin tere)


hidupku dekat dengan matamu dan jalanmu
mengapa aku tak melihatmu?
mengapa aku tak mengenalmu?
haruskah aku mengeluh atau tidak?

nafasku telah berhenti
mataku dipenuhi dengan air mata
bagaimana cara menanggung jarak ini?

tanpamu...
setiap nafasku terasa hampa
tidak ada yang abadi di antara kita
jarak untuk bernafas
hatiku tidak tahu
dimana letak tangan kiri

katakanlah padaku
mengapa mimpi memisahkan diri dari sudut mata?
suasananya terasa sepi
duniaku terasa hampa

Thursday, April 26, 2012

Balada Bus Mini


Rabu sore itu saya sedang dalam perjalanan menuju kota budaya kab. Tanah Datar, jarak yang memisahkan antara kab. Agam dengan Kab. Tanah Datar mengharuskan saya untuk transit di terminal Aur Kuning Bukittinggi karna tidak ada transportasi langsung menuju kota budaya tersebut. Menanti keberangkatan bus mini Minang Jaya yang akan berangkat 10 menit sejak saya muncul di terminal ini membuat saya bisa memanfaatkan waktu ini untuk membaca Padang Ekspres (koran nasional dari sumbar) terbitan Rabu, 03 Jumadil Akhir 1433 H yang saya beli menjelang bocking kursi CC pada Agen bus, yang menjadi perhatian utama saya adalah halaman EKONOMI BISNIS yang memuat berita tentang usaha yang sedang saya geluti. Disana diberitakan bahwa Perusahaan memberikan penghargaan berupa enam unit Honda Scoopy bagi enam orang yang berprestasi di Sumbar. Subhanallah. hal ini semakin membuat gairah saya untuk berusaha semakin melejit.

*Dokumentasi paparazi (wajah asli dona yang tersamar)



Tak lama sebelum bus akan berangkat, seorang wanita kira-kira seumuran dengan saya naik dan saya mempersilahkannya mengambil posisi duduk di tengah di samping bangku sopir, karna bagi saya posisi duduk di Angkutan umum yang notabene tidak bisa memilih tempat sesuka hati penumpang akan menentukan kenyamanan selama perjalanan nantinya, dengan mengambil posisi yang lebih dekat dengan jendela berarti saya bisa menikmati pemandangan dan semilir angin yang sayup2 mencuri-curi kesempatan untuk masuk ke dalam ruang bus melalui sela jendela. Wanita itu berperawakan kecil mengenakan costum "urang manggaleh di pasa" stelan T-Shirt ketat berwarna pink muda yang dihinggapi aroma peluh yang mengering disetiap helai benangnya dan celana Jeans yang sudah kucel dan tanpa penutup kepala serta tas kecil sandang samping sambil menenteng baskom dan karung yang entah berisi apa. ckckck, beginilah style wanita muda Minangkabau sekarang yang sering saya temui di sepanjang jalan kenangan, Heu.

Semula saya agak merasa risih dengan sikapnya yang begitu mudahnya gombal sana gombal sini dengan agen bus yang terbilang muda berpenampilan kucel seperti tidak mandi selama seminggu yang nongkrong di balik stir mobil sambil menunggu Driver datang, sok-sok mesra dan tanpa malu dengan orang lain disekitar mereka, padahal mereka baru saja kenal. haddehhh... ngerasa milik pribadi nih yee. si Agen memberikan handphone buatan china_nya kepada si wanita dengan tujuan agar si wanita ini meng-input nomor handphone_nya sehingga bisa saling menghubungi sebagai tanda follow up hubungan mereka, ntah iyo ntah indak. haha. Ada hal lucu yang menggelitik hati saat si wanita mengotak-atik HP si Agen, saya melirik sebentar ke arahnya, dan tahu apa yang terjadi? ternyata si wanita nggak tau cara membuka kunci tombol HP berwarna merah itu, dia berusaha keras mencari cara dan akhirnya tetap tidak berhasil, akan tetapi dia juga tak mau ketahuan oleh si pemilik HP sehingga pura-pura ngambek tidak mau mengembalikan HP si Agen. hahahaha. Saya yang berada tepat di samping mereka terpaksa menutup wajah dengan koran seolah-olah sedang mengantuk dan tidak menghiraukan mereka, padahal pengen rasanya ketawa ngakak. isy.. Apolah jiwa kowh... tu ka baa lai, wak numpang lo nyo mah. haha.

10 menit berlalu, sang Driver menggusur si Agen centil agar beranjak dari singgasananya karna bus akan segera hengkang dari terminal Aur Kuning yang sedang rame dengan segala transaksi. Alhamdulillah. plong banget hati ini menyaksikan adegan yang kurang nyaman dinikmati tersebut.

Namun, tiba-tiba saya dikagetkan dengan kemunculan si Agen yang bergelayutan di pintu depan bus tepat di samping saya, ternyata dia masih penasaran dengan nama si wanita yang belum ketehuinya tersebut. ckckck, ambisi banget nich Agen kucel. huffffftt. Dengan sedikit rayuan, si wanita dengan senang hati menyebutkan namanya "DONA", eh si Agen mendengarnya "NONA", hahaha, asli... saya tidak tahan lagi untuk tidak tertawa. Tapi untungnya yang terealisasi melalui senyuman tipis saja, jika saja saya tertawa otomatis akan menarik perhatian si Agen dan Dona. Ajib daahhhhh...

Perlahan bus mini meninggalkan terminal, di sepanjang perjalanan yang sunyi tanpa alunan musik yang biasanya menemani pendengaran, saya mencari cara agar perjalanan 1 jam kedepan ini tidak terasa membosankan, lirik kiri lirik kanan akhirnya saya menemukan sebuah ide, tak ada salahnya mengajak "dona" untuk berbincang-bincang selama perjalanan toh saya juga sedang tidak mengantuk. Kakak semata wayang saya pernah menyatakan bahwa saya termasuk orang yang mudah bergaul namun tetap dalam batasan dan itu terbukti dari cara saya yang biasanya sering memulai untuk membuka percakapan dengan orang-orang baru, obrolan demi obrolan pun mengalir perlahan.

"Apo galeh tadi ni dona? Baa to capek na pulang?" ujar saya memulai obrolan dengan menyebutkan namanya sehingga terkesan lebih familiar.

" ^_^, manggaleh kacang abuih ni, galeh abih tu pulang wak lae nyo, ka pai kama ni? anak kuliahan yo?" sahutnya dengan senyuman sambil melihat penampilan saya yang memangku ransel hitam dan memegang koran yang belum selesai dibaca tadi. hmm, respond yang bagus.

"Ambo ka pai ka Batusangka ni, kuliah di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri"

Mendengar jawaban saya, sekilas saya melihat ada linangan air mata berbayang dari wajahnya, entah apa yang dia fikirkan dan hanya dengan munyebutkan jawaban singkat itu saja selanjutnya tanpa bisa dihentikan, dia berkisah mengenai kehidupannya sendiri tanpa diminta, dari analisis saya wanita ini termasuk kategori sanguinis nih.

"Umua wak 23 tahun kini, sekolah sampai kelas tigo SD sajo dek karano pitih indak ado, dunsanak-dunsanak kanduang alah bi maningga dek sakik wakatu ketek, jadi tingga awak surang sajo lai, amak jo apak bapisah, amak yang lah gaek tingga jo awak baduo, apak wak babini jo orang lain baliak, indak ado maagiah nafkah, sajak ketek wak lah baraja mancari pitih surang, dibaok-baok dek urang kampuang nan namuah manolong. Kok lanjuik sakolah wak dulu, mungkin samo jo uni ko mah, tapi ka baa lah, nasib wak mode ko, iri wak mancaliak urang2 saumuran nan bahagia. ndak adil rasonyo do ni, bla... bla... bla... awak ndak punyo sia-sia tampek bagantuang lae do ni"

Isakan tangisnya terdengar lemah disela kisahnya, saya tidak menyangka responnya begitu dahsyat. Apakah dia merasa sendiri? tiada tempat mengadu sehingga mau saja berbagi kisah dengan siapa saja yang mau mendengarkan dan apa hal itu pula lah yang membuatnya bergaul dengan siapa saja tanpa memperdulikan orang itu berlatar belakang baik atau tidak. Mendengar penuturannya, rasa haru merasuki qalbu, saya hanya bisa menunjukkan empati padanya yang termasuk ekspresif mewujudkan perasaannya. saya merasa iba dan prihatin melihat perjuangannya untuk terus bertahan dalan hidupnya dan berjuang mencari nafkah untuk dirinya dan ibunya yang sudah renta. Hanya helaan nafas berat yang keluar dari hidung dan ketika itu juga saya menimpali perkataannya;

"Hidup ko pilihan ni, awak bisa mamiliah nan ma yang wak katuju, bahagia wak bukan ditentukan dek urang lain ni, ado hikmah dibaliak sado yang ni dona raso salamo ko. yang penting wak musti bersyukur samo Allah. hmm, uni kan lai shalat taruih kan ni? ka Allah wak bisa mangadu jo mintak pertolongan nyo ni, ka urang lain wak ndak bisa baharok banyak"


Ada sedikit keraguan saat mengucapkan lafaz terakhir, khawatir dia merasa tersinggung karena tlah memasuki ranah prifacy dan biasanya hal itu sensitif bagi sebagian orang. Namun, dia menanggapinya dengan senyuman;

"wak sumbayang lai taruih, bantuak awak se yang mode ko nyo, indak pakai jilbab. wak lai nio pakai jilbab, tapi alun dari hati lae"

Ckckck, terlalu sering saya mendengar alasan serupa dari mereka yang menunda-nunda untuk menjalankan salah satu perintah Tuhan untuk menjaga diri dari maksiat itu. beuh....


Dalam diam saya berfikir, masih patutkah saya tidak mensyukuri semua nikmat yang telah diberikan Allah selama ini, fabiayyi aalaa i rabbikumaa tukadzdzibaan? Keluarga yang utuh, kasih sayang yang tak pernah habis, pendidikan yang cukup, rezeki yang selalu menghampiri dan masih banyak nikmat dariNya.
Sedangkan di luar sana banyak insan yang dha'if dan kurang beruntung, ada akibat pasti ada sebab, apakah ini perwujudan dari mereka yang jauh dari sentuhan Iman. saya seperti mendengar sebuah lagu mengalun lembut mengiringi fikiran yang mulai melayang jauh.

Slalu kusakiti Engkau dengan dosaku
Ku balas semua kebaikan-Mu dengan kecurangan
Tiada pernah ku menyadari semuanya
Bahwa nafas yang ku hirup adalah kuasa-Mu

Alhamdulillah ku syukuri semua
Terimakasih ku Ya Allah
Atas indahnya hidup

Alhamdulillah ku syukuri semua
Terimakasih ku Ya Robbi
Atas rahmat dalam hidupku

Slalu ku tinggalkan Engkau dengan khilafku
Kubalas semua kemurahan-Mu dengan keburukan
Tiada pernah ku menyadari semuanya
Bahwa nafas yang ku hirup adalah kuasa-Mu
(*Lirik Lagu Ungu - Syukur Alhamdulillah)


dddrrrrrttttt... ddrrrrrrtttt....
Getaran yang timbul dari pocket ransel membuyarkan fikiran, saya tergesa meraih handphone NX-G253 coklat elegan dan melihat sebuah panggilan masuk dari "mama", saya sudah menduga bahwa beliau atau pun papa akan menghubungi saya setiap jam, kebiasaan beliau yang tak pernah hilang sejak saya beranjak remaja kala bepergian seorang diri dan saya sangat hafal dengan ucapan beliau yang satu ini;

"Sekarang dimana nak? naik kendaraan apa? udah sampai dimana? jangan lupa kalau udah nyampe ditujuan kasih kabar ke rumah ya nak, jaga ibadah, jaga kesehatan, jaga pergaulan!!!"

Alhamdulillah, tanggapan yang santun dan menuruti perintah merupakan suatu kepuasan dan kebanggaan bagi beliau berdua. Tak disangka, ternyata dona memperhatikan saya ketika menjawab telephone dan bertanya;

"Mama uni perhatian yowh, bliau ndak pisah samo ayah ni do kan?"

OMG, pertanyaan macam apa ini.

"Alhamdulillah kami lengkap" Jawab saya sekenanya sambil tersenyum.

"Awak iri mancaliak urang bisa bamanjo-manjo jo urang gaeknyo, awak kasia, urang bahagia bakumpua jo keluarganyo, bagalak basamo, basadiah basamo...heu" Ada guratan kepedihan yang mendalam yang tergambar dari ekspresi bicaranya.

Wedew... kalau dibiarkan terus, kesedihannya pasti berlanjut, saya ambil langkah tegas dalam menanggapi obrolan ini, dengan memberikan beberapa anjuran sehingga dia terlihat lebih rilex.

Sebelum dia berpamitan, saya menyerahkan secarik kartu nama.
andaikata suatu masa membutuhkan bantuan dia bisa menghubungi saya dan harapan saya bisa membantu walau hanya sekedar anjuran.

Thursday, April 19, 2012

TCA Bandung Journey #J1


(Group dari Batusangkar menjelang keberangkatan.
Kubu Karambia, Rabu Sore 21 Juli 2010)



 (Palembang, Jum'at 23 Juli 2010)


(Bakaheuni-Merak, Sabtu 24 juli 2010)


(Minggu, 25 Juli 2010 di Jl. Hegarbudi, Kawasan Dago BANDUNG)


 (Stadion Siliwangi, Senin dini hari 26 Juli 2010)

(Kawasan Perumahan Lux DAGO PAKAR, Mengunjungi Rumah Mr.Louis Tandean, Seorang Leader tertinggi perusahaan MLM asal china di wilayah Asia yang juga merupakan keturunan China. Misinya sich memotivasi para Distributor semakin semangat usahanya dengan melihat bukti secara langsung. Senin siang, 26 Juli 2010)

Thursday, January 26, 2012

PENOLAKAN TIDAK AKAN MERUGIKAN SIAPAPUN

Kamis, 26 Januari 2012

Pernahkah kamu ditolak?
saat kamu meminta sesuatu yang kamu inginkan dari orang tua
saat kamu menawarkan kerjasama yang baik dengan orang lain
saat kamu memberi cinta yang tulus kepada orang yang kamu sayangi
saat mengajukan permohonan izin kepada atasan...

Wednesday, January 25, 2012

Penawar Hati

Duhai Penawar Hati_Q...
tetesan embunmu sangat ku rindu...
hembusan kesegaran subuhmu sangat ku nanti...
tarian dua merpati di salah satu kawat listrik itu ingin ku jumpai lagi...
bawa aku duduk menemanimu di tepian telaga kautsar..
bersandar pada pohon rindang nan kokoh dan bersahaja...
berbincang bersama aliran sungai nan bening...
genggam tangan_Q agar Molekul tanpa batas itu menghampiri..
agar tak ada lagi tabir penghalang antara Aq dan impian_Q..
seretlah aku dalam arus cintamu...
cinta yang bersangatan pada titah Tuhan yang Maha Dahsyat..
agar kedahsyatannya mengimbas pada diri yang tak punya kuasa ini..

*karena hidup penuh dengan kejutan