Pada kenyataannya i lebih banyak mendiamkan mereka dengan menghindar, tapi bukan jadi solusi kan yaa? Karena dengan mengabaikan mereka, malah menimbulkan luka pengabaian dari seorang ibu kepada anak-anaknya. Jika i berada di posisi mereka, tentu saja sangat tidak nyaman. Tapi, lebih baik daripada i melakukan tindakan anarkhis kan..
Entah ini pembenaran diri entah bagaimana, yang jelas i tau ini SALAH.
Kalau i dah menyendiri meninggalkan anak-anak, i baru menyesal dan kasian sama mereka.
Eh eh eh..
Ini tentang anak-anak ii kan yaaa..
Waaah, ternyata i belum bisa baik sama anak-anak, se egois ini ii pada kehidupan mereka.
Cuma sehari ii yg bisa puasa MARAH, hari kemaren aja. Rasanya i bisa mengelola emosi ii dengan mengalihkan kemarahan dengan bernyanyi dan bermain bersama mereka. Hiks... sungguh ironis. Sekarang malah lebih parah lagi. Huffttt..
Sepertinya i memang butuh waktu pribadi untuk introspeksi diri dan merencanakan keputusan :(
Semoga Allaah tunjukkan jalan kebaikan untuk ii dan keluarga kecil ini.
Maafkan Ummu yg toxic ini nak anak.
Yang ciptakan rollercoaster emosi untuk kalian.
No comments:
Post a Comment